Minggu, 28 Oktober 2018

LAPORAN PRAKTIKUM MEDIA SIM DAN UREA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
     Bakteri merupakan organisme mikroskopik. Hal ini menyebabkan organisme ini sangat sulit untuk dideteksi, terutama sebelum ditemukannya mikroskop. Barulah setelah abad ke-19 ilmu tentang mikroorganisme, terutama bakteri (bakteriologi) mulai berkembang. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, berbagai hal tentang bakteri telah berhasil ditelusuri (Diktat Mikrobiologi Dasar).
     Berdasarkan atas penemuan para tokoh maka muncullah suatu proses yang dinamakan penanaman bakteri baik melalui media padat, cair ,ataupun semi solid. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk dkk,1993).
     Akan tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrisi yang merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrisi ini adalah degradasi dari nutrisi dengan molekul yang kompleks. Nutrisi dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh (Label, 2008).
     Berdasarkan hal tersebut, maka di lakukanlah praktikum ini untuk  mengetahui medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme yang  sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Medium adalah bahan yang terdiri dari campuran zat-zat untuk menambahkan mikroba. Selain itu juga berguna untuk isoalsi sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba dalam satu bahan. (Volk dkk,1993).
1.2. Tujuan
         Untuk mengetahui proses pembuatan media SIM dan Urea
1.3 Manfaat
          Memberikan informasi tentang cara pembuatan media SIM dan Urea




























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori
    Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk,dan Wheeler,1993.Mikrobiologi Dasar Jilid 1).
   Pada pertumbuhannya terjadi sintesa yang khas dan berimbang dari komponen-komponen protoplasma dari bahan-bahan gizi (nutrien) yang terdapat dalam lingkungannya (Mikrobiologi Kedokteran).
   Bakteri itu berbeda-beda, contohnya: Chleamydiaceeae mempunyai daur perkembangan yang unik, yaitu terdapat bentuk infeksius yang secara metabolik bersifat inaktif (badan elementer,elementary body EB) dan bentuk noninfeksius yang secara metabolik bersifat aktif (badan retikulat,reticulate body, RB) (Sylvia,2009,Bakteri Intra Seluler).
   Medium adalah bahan yang terdiri dari campuran zat-zat untuk menambahkan mikroba. Selain itu juga berguna untuk isolasi sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba dalam suatu bahan. Medium pembiakan yang digunakan untuk mengembangbiakkan bakteri di laboraturium dapat dibedakan dalam: medium pembiakan dasar, medium pembiakan penyubur, medium pembiakan selektif, dan cara mendapatkan  biakan murni (Drs.Koes irianto,2006,mikrobiologi).
   Begitu tersedia kodinsi yang memuaskan untuk kultivasi, maka reproduksi dan pertumbuhan bakteri dapat diamati dan diukur, untuk menentukan pengaruh berbagai kondisi baik terhadap reproduksi dan pertumbuhan bakteri tersebut, dan untuk menentukan perubahan-perubahan apa saja yang dihasilkan oleh bakteri di dalam lingkungan tumbuhnya.
   Untuk menelaah bakteri di laboratorium kita harus dapat menumbuhkan bakteri dalam biakan murni. Untuk melakukan hal itu, haruslah mengerti jenis-jenis nutrisi yang disyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
   Dalam pembuatan medium harus ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut :
1.  Mengandung semua zat yang mudah digunakan oleh mikroba.
2.  Tidak mengandung zat penghambat pertmubuhan.
3.  Mempunyai tekanan osmose dan tekanan muka.
4.  Mempunyai derajat keasaman (pH) yang sesuai.
5.  Dan dalam keadaan steril.
   Jenis-jenis medium berdasarkan komponen dasar pembuatannya :
1. Medium kompleks.
2.  Medium yang tersusun dari bahan kimia tertentu.
   Jenis medium berdasarkan komposisimediumnya :
1.  Medium umum.
2.   Medium diperkaya.
3.   Medium selektif.
4.   Medium diferensial.
Jenis medium berdasarkan komposisi bentuknya :
1.  Medium cair.
2.  Medium semi padat.
3. Medium padat
              (Sinta dkk,2010,Praktikum Mikrobiologi Dasar).
   Biakan murni adalah biakan yang hanya berisi 1 jenis bakteri (Pelczar et al.,1988). Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara penuangan, Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan (Waluyo, 2007).
1.      Cara pengenceran
   Cara pengenceran yaitu dengan mengencerkan misalnya 1 ose bakteri dengan air. Lalu hasil pengenceran tersebut diencerkan lagi dengan beberapa ketentuan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi konsentrasi bakteri(Barazandeh,2008).Cara ini pertama-tama dilakukan oleh Lister dalam tahun 1865. Ia berhasil memiara murni Streptococcus lactis yang diisolasikannya dari susu yang sudah masam. Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari enceran ini kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lagi. Dan dari pengenceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni tumbuh dalam medium tersebut, tetapi mungkin juga kita hanya memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu koloni murni, dan selanjutnya spesies ini dapat kita jadikan biakan murni. Kalau kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh itu murni, kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.
2.  Cara  Penuangan
   Cara ini pertama dilakukan oleh Robert Koch (1843 – 1905), yaitu dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel ini kemudian disebarkan di dalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer. Teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45oC) untuk dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja melainkan sel terendam agar (di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar yang kaya O2 dan ada yang tumbuh di dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung oksigen. Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut : Siapkan cawan steril, tabung pengenceran yang akan ditanam dan media padat yang masih cair (>45oC), Teteskan 1 ml secara aseptis. suspensi sel kedalam cawan kosong,tuangkan media yang masih cair ke cawan kemudian putar cawan untuk menghomogenkan suspensi bakteri dan media, kemudian diinkubasi.
 (Volk,dan Wheeler,1993.Mikrobiologi Dasar Jilid 1).


2.2 Media SIM
    Media SIM (Sulfide Indole Motility) adalah media differensial. Media ini digunakan untuk tes kemampuan organisme untuk melakukan beberapa hal yaitu mengurangi sulfur, menghasilkan indole dan berjalan melalui agar-agar. SIM umumnya digunakan untuk membedakan anggota Enterobacteriaceae. Sulfur dapat direduksi menjadi H2S (Hidrogen Sulfida) baik oleh katabolisme asam amino sistem oleh desulfurase sistem enzim atau dengan pengurangan thiosulphate dalam respirasi anaerobik. Jika hidrogen sulfida diproduksi maka warna hitam akan terbentuk dimedia.(Rachel Watson, 2012)
2.3 Media Urease
    Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah kuman mempunyai enzim urease yang dapat menguraikan urea membentuk amoniak. Media urea berisi indikator phenol red. Interpretasi hasil : negatif (-) : tidak terjadi perubahan warna media menjadi pink/merah jambu, artinya kuman tidak memecah urea membentuk amoniak. Positif (+) : tidak terjadi perubahan warna media menjadi pink/merah jambu, artinya kuman memecah urea membentuk amoniak (Lim, 2006).

   













BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat
8. Spatula
9. Autoclave
10. Korek
11. Lampu Spritus/ Lampu Bunsen
12. Kertas pH


1. Tabung reaksi
2. Kaca Arloji
3. Batang Pengaduk
4. pipet tetes
5. Erlenmeyer
6. Gelas Ukur
7. Rak Tabung
3.2  Bahan
      Media SIM
 1. SIM Agar Powder
 2. Aquades
      Media Urea
 1. Urea
 2. Aquades
3.3  Prosedur Kerja
      Prosedur Kerja Media SIM
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Timbang SIM Agar powder sebanyak 2.4 gr menggunakan neraca    
     analitik, setelah ditimbang diletakan dalam Erlenmeyer.
3. Larutkan SIM Agar powder dengan aquadest sebanyak 80 ml,  
    homogenkan.
4. Setelah di homogenkan. Tutup larutan menggunakan kapas dan berikan   
    label.
5. Panaskan larutan diatas hot plate dengan suhu 300°c jangan sampai
    mendidih karena dapat merusak mikroorganisme.
6. Setelah larutan dipanaskan, kemudian bungkus menggunakan kertas hingga
    menutupi seluruh bagian erlenmeyer.
7. Kemudian Sterililasikan didalam autoclave dengan suhu 121°c selama 15
    Menit.
8. Pindahkan media dalam tabung reaksi. Pada saat menuang nyalakan
    bunsen agar tidak terkontaminasi bakteri lain.
9. Setelah itu masukan kedalam lemari pendingin.
Prosedur Kerja Media Urea
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Timbang Urea powder sebanyak 5 gr menggunakan neraca   
     analitik, setelah ditimbang diletakan dalam Erlenmeyer.
3. Larutkan Urea powder dengan aquades sebanyak 100 ml, lalu diaduk   
    menggunakan batang pengaduk dan homogenkan.
4. Setelah di homogenkan. Tutup larutan menggunakan kapas dan berikan   
    label.
5. Panaskan larutan diatas hot plate dengan suhu 250°c jangan sampai
    mendidih karena dapat merusak mikroorganisme.
6. Setelah larutan dipanaskan, kemudian bungkus menggunakan kertas hingga
    menutupi seluruh bagian erlenmeyer.
7. Kemudian sterililasikan didalam autoclave dengan suhu 121°c selama 15
    Menit.
8. Pindahkan media dalam tabung reaksi. Pada saat menuang nyalakan
    bunsen agar tidak terkontaminasi bakteri lain.
9. Setelah itu masukan kedalam lemari pendingin.












BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
      Media SIM dan Urea
No.
Gambar
Keterangan
1.
Setelah disterilisasi media SIM dimasukan ke dalam tabung reaksi
2.
Setelah disterilisasi media Urea dimasukan ke dalam tabung reaksi
4.2 Pembahasan                                                                           
     Media SIM (Sulfide Indole Motility) adalah media yang berbentuk semi solid. Media SIM adalah media differensial untuk uji biokimia. Media ini bukan media pertumbuhan melainkan media uji biokimia yang merupakan fermentasi yang dilakukan oleh bakteri. Bakteri yang hidup pada media ini akan memfermentasi Indole (semacam senyawa) yang terdapat dalam media. Media SIM hampir sama dengan media TSI yaitu sama-sama merupakan media dalam tabung yang berfungsi untuk pengujian biokimia. Hanya saja media SIM tidak dimiringkan pada penyimpanannya. Hal ini disebabkan agar dapat melihat berapa panjang pergerakkan bakteri dari atas sampai ke bawah. Pergerakan bakteri ke bawah berbentuk seperti pohon cemara terbalik, dan pergerakkannya ke bawah selalu meruncing.
     Peptone pada media SIM merupakan sumber energi atau nutrisi begi mikroorganisme berupa protein dan karbohidrat, sodium thiosulphate sebagai sumber mineral dan energi bagi mikroorganisme, kandungan Agar sebagai bahan pemadat media dan tempat tumbuhnya mikroorganisme. Casein pepton berfungsi untuk menghasilkan tripton yang nantinya akan membentuk indole dan sebagai sumber karbon. Media SIM ini mengandung natrium thiosulfat, namun media ini boleh dan atau harus diautoclave karena media ini merupakan media diferensial. Kandungan Natrium thiosulphate tidak terlalu berpengaruh pada media ini.
       Urea merupakan senyawa kimia organik yang dihasilkan dari proses metabolisme protein. Tujuan dari urea digunakan untuk differensial mikroorganisme yang dapat bereaksi dengan urea.























BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
     Media SIM adalah media differensial untuk uji biokimia. Media ini bukan media pertumbuhan melainkan media uji biokimia yang merupakan fermentasi yang dilakukan oleh bakteri. Sedangkan media urea digunakan untuk differensial mikroorganisme yang dapat bereaksi dengan urea.
5.2 Saran
     Pada Saat pembuatan media pastikan segala peralatan yang digunakan telah steril agar tidak terkontaminasi dengan bakteri.Pada saat memasukan larutan kedalam tabung reaksi gunakan bunsen agar terhindar dari kontaminasi bakteri.






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar