Sabtu, 08 Juli 2017

Arum Manis

Yang mungkin tak pernah kamu sadari, angin selalu menerbangkan salam rinduku melalui jendela kamarmu. Langit mencurahkan hujan mewakili perasaanku kala menatap matamu yang basah. Dedaunan berguguran sebagai tanda kesedihan tak terungkap. Tanah kering yang ku pijak seperti retakan di jantung. Namun kini surya merangkak naik, cerah, seperti senyum yang tak lelah singgah di wajahmu. Mendung menyingkir, berganti warna menjadi biru. Kebun bunga bermekaran layaknya di berkati dewi alam. Tirai yang selama ini menutup telah di sibak, menampakan cahaya silau yang dulunya temaram. Karna ada kamu, berlarian dan tertawa. Seperti musim semi yang membuatku jatuh cinta.

Sepatu bot, puisi, dan sepotong cup cake

Midnight Poem

Sudah lama kapalmu berlayar nan jauh
Lama pula tak berlabuh di dermagaku
Kau hanya meninggalkan jangkar putus
Yang telah berkarat
Sedang aku tetap berdiri kokoh, memberi arah para nelayan, sekaligus menunggu dalam jemu.
Apa yang bisa di harapkan dari sesosok murcusuar selain sapa hangat albratos yang terbang rendah?





Sepatu bot, puisi, dan sepotong cup cake

Sabas