BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bakteri merupakan organisme mikroskopik. Hal
ini menyebabkan organisme ini sangat sulit untuk dideteksi, terutama sebelum
ditemukannya mikroskop. Barulah setelah abad ke-19 ilmu tentang mikroorganisme,
terutama bakteri (bakteriologi) mulai berkembang. Seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, berbagai hal tentang bakteri telah berhasil ditelusuri
(Diktat Mikrobiologi Dasar).
Berdasarkan
atas penemuan para tokoh maka muncullah suatu proses yang dinamakan penanaman
bakteri baik melalui media padat, cair ,ataupun semi solid. Mikroorganisme
dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium.
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme
tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme
yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang
sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon
organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium
yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan
kompleks lainnya (Volk dkk,1993).
Akan tetapi yang terpenting medium harus
mengandung nutrisi yang merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan
mudah larut dalam air. Nutrisi ini adalah degradasi dari nutrisi dengan molekul
yang kompleks. Nutrisi dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk
hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh (Label,
2008).
Berdasarkan hal tersebut, maka di lakukanlah
praktikum ini untuk mengetahui medium
yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme yang sesuai susunannya dengan kebutuhan
jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Medium adalah bahan yang terdiri
dari campuran zat-zat untuk menambahkan mikroba. Selain itu juga berguna untuk
isoalsi sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba dalam satu bahan. (Volk
dkk,1993).
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui proses pembuatan
media SIM dan Urea
1.3 Manfaat
Memberikan informasi tentang cara pembuatan media SIM dan Urea
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori
Mikroorganisme
dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium
yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut
harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang
bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat
sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik
seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang
sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks
lainnya (Volk,dan Wheeler,1993.Mikrobiologi Dasar Jilid 1).
Pada
pertumbuhannya terjadi sintesa yang khas dan berimbang dari komponen-komponen
protoplasma dari bahan-bahan gizi (nutrien) yang terdapat dalam lingkungannya
(Mikrobiologi Kedokteran).
Bakteri itu
berbeda-beda, contohnya: Chleamydiaceeae
mempunyai daur perkembangan yang unik, yaitu terdapat bentuk infeksius yang
secara metabolik bersifat inaktif (badan elementer,elementary body EB) dan
bentuk noninfeksius yang secara metabolik bersifat aktif (badan
retikulat,reticulate body, RB) (Sylvia,2009,Bakteri Intra Seluler).
Medium adalah
bahan yang terdiri dari campuran zat-zat untuk menambahkan mikroba. Selain itu
juga berguna untuk isolasi sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba
dalam suatu bahan. Medium pembiakan yang digunakan untuk mengembangbiakkan
bakteri di laboraturium dapat dibedakan dalam: medium pembiakan dasar, medium
pembiakan penyubur, medium pembiakan selektif, dan cara mendapatkan biakan murni (Drs.Koes
irianto,2006,mikrobiologi).
Begitu
tersedia kodinsi yang memuaskan untuk kultivasi, maka reproduksi dan
pertumbuhan bakteri dapat diamati dan diukur, untuk menentukan pengaruh
berbagai kondisi baik terhadap reproduksi dan pertumbuhan bakteri tersebut, dan
untuk menentukan perubahan-perubahan apa saja yang dihasilkan oleh bakteri di
dalam lingkungan tumbuhnya.
Untuk
menelaah bakteri di laboratorium kita harus dapat menumbuhkan bakteri dalam
biakan murni. Untuk melakukan hal itu, haruslah mengerti jenis-jenis nutrisi
yang disyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan
kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Dalam
pembuatan medium harus ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu
sebagai berikut :
1. Mengandung
semua zat yang mudah digunakan oleh mikroba.
2. Tidak mengandung
zat penghambat pertmubuhan.
3. Mempunyai
tekanan osmose dan tekanan muka.
4. Mempunyai
derajat keasaman (pH) yang sesuai.
5. Dan dalam
keadaan steril.
Jenis-jenis medium berdasarkan komponen
dasar pembuatannya :
1. Medium kompleks.
2. Medium yang
tersusun dari bahan kimia tertentu.
Jenis medium berdasarkan komposisimediumnya
:
1. Medium umum.
2. Medium
diperkaya.
3. Medium
selektif.
4. Medium
diferensial.
Jenis medium
berdasarkan komposisi bentuknya :
1. Medium cair.
2. Medium semi
padat.
3. Medium padat
(Sinta dkk,2010,Praktikum
Mikrobiologi Dasar).
Biakan murni adalah biakan yang hanya berisi
1 jenis bakteri (Pelczar et al.,1988). Ada berbagai cara untuk mengisolasi
bakteri dalam biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara penuangan, Masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan (Waluyo, 2007).
1.
Cara pengenceran
Cara
pengenceran yaitu dengan mengencerkan misalnya 1 ose bakteri dengan air. Lalu
hasil pengenceran tersebut diencerkan lagi dengan beberapa ketentuan. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi konsentrasi bakteri(Barazandeh,2008).Cara ini
pertama-tama dilakukan oleh Lister dalam tahun 1865. Ia berhasil memiara murni Streptococcus lactis yang
diisolasikannya dari susu yang sudah masam. Suatu sampel dari suatu suspensi
yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung
tersendiri. Dari enceran ini kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lagi. Dan
dari pengenceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut.
Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada
suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni
tumbuh dalam medium tersebut, tetapi mungkin juga kita hanya memperoleh satu
koloni saja. Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu koloni murni, dan
selanjutnya spesies ini dapat kita jadikan biakan murni. Kalau kita belum
yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh itu murni, kita dapat mengulang
pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.
2. Cara
Penuangan
Cara ini
pertama dilakukan oleh Robert Koch (1843 – 1905), yaitu dengan mengambil
sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel ini kemudian
disebarkan di dalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer. Teknik ini memerlukan
agar yang belum padat (>45oC) untuk dituang bersama suspensi bakteri ke
dalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Hal ini
akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja melainkan
sel terendam agar (di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan
agar yang kaya O2 dan ada yang tumbuh di dalam agar yang tidak banyak begitu
banyak mengandung oksigen. Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai
berikut : Siapkan cawan steril, tabung pengenceran yang akan ditanam dan media
padat yang masih cair (>45oC), Teteskan 1 ml secara aseptis. suspensi sel
kedalam cawan kosong,tuangkan media yang masih cair ke cawan kemudian putar
cawan untuk menghomogenkan suspensi bakteri dan media, kemudian diinkubasi.
(Volk,dan Wheeler,1993.Mikrobiologi Dasar
Jilid 1).
2.2 Media SIM
Media SIM
(Sulfide Indole Motility) adalah media differensial. Media ini digunakan untuk
tes kemampuan organisme untuk melakukan beberapa hal yaitu mengurangi sulfur, menghasilkan
indole dan berjalan melalui agar-agar. SIM umumnya digunakan untuk membedakan
anggota Enterobacteriaceae. Sulfur dapat direduksi menjadi H2S (Hidrogen
Sulfida) baik oleh katabolisme asam amino sistem oleh desulfurase sistem enzim
atau dengan pengurangan thiosulphate dalam respirasi anaerobik. Jika hidrogen
sulfida diproduksi maka warna hitam akan terbentuk dimedia.(Rachel Watson,
2012)
2.3 Media Urease
Tujuan dari
uji ini adalah untuk mengetahui apakah kuman mempunyai enzim urease yang dapat
menguraikan urea membentuk amoniak. Media urea berisi indikator phenol red.
Interpretasi hasil : negatif (-) : tidak terjadi perubahan warna media menjadi
pink/merah jambu, artinya kuman tidak memecah urea membentuk amoniak. Positif
(+) : tidak terjadi perubahan warna media menjadi pink/merah jambu, artinya
kuman memecah urea membentuk amoniak (Lim, 2006).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat
8. Spatula
9. Autoclave
10. Korek
11. Lampu Spritus/
Lampu Bunsen
12.
Kertas pH
|
2. Kaca Arloji
3. Batang Pengaduk
4. pipet tetes
5. Erlenmeyer
6. Gelas Ukur
7. Rak Tabung
3.2
Bahan
Media SIM
1. SIM Agar
Powder
2. Aquades
Media Urea
1. Urea
2. Aquades
3.3
Prosedur Kerja
Prosedur Kerja Media SIM
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Timbang SIM Agar powder sebanyak 2.4 gr menggunakan
neraca
analitik,
setelah ditimbang diletakan dalam Erlenmeyer.
3. Larutkan SIM Agar powder dengan aquadest sebanyak
80 ml,
homogenkan.
4. Setelah di homogenkan. Tutup larutan menggunakan
kapas dan berikan
label.
5. Panaskan larutan diatas hot plate dengan suhu 300°c
jangan sampai
mendidih
karena dapat merusak mikroorganisme.
6. Setelah larutan dipanaskan, kemudian bungkus
menggunakan kertas hingga
menutupi seluruh bagian erlenmeyer.
7. Kemudian Sterililasikan didalam autoclave dengan
suhu 121°c selama 15
Menit.
8. Pindahkan media dalam tabung reaksi. Pada saat
menuang nyalakan
bunsen agar
tidak terkontaminasi bakteri lain.
9. Setelah itu masukan kedalam lemari pendingin.
Prosedur Kerja Media Urea
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Timbang Urea powder sebanyak 5 gr menggunakan
neraca
analitik,
setelah ditimbang diletakan dalam Erlenmeyer.
3. Larutkan Urea powder dengan aquades sebanyak 100
ml, lalu diaduk
menggunakan
batang pengaduk dan homogenkan.
4. Setelah di homogenkan. Tutup larutan menggunakan
kapas dan berikan
label.
5. Panaskan larutan diatas hot plate dengan suhu 250°c
jangan sampai
mendidih
karena dapat merusak mikroorganisme.
6. Setelah larutan dipanaskan, kemudian bungkus
menggunakan kertas hingga
menutupi
seluruh bagian erlenmeyer.
7. Kemudian sterililasikan didalam autoclave dengan
suhu 121°c selama 15
Menit.
8. Pindahkan media dalam tabung reaksi. Pada saat
menuang nyalakan
bunsen agar
tidak terkontaminasi bakteri lain.
9. Setelah itu masukan kedalam lemari pendingin.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Media SIM dan Urea
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
|
Setelah
disterilisasi media SIM dimasukan ke dalam tabung reaksi
|
2.
|
|
Setelah
disterilisasi media Urea dimasukan ke dalam tabung reaksi
|
4.2 Pembahasan
Media SIM
(Sulfide Indole Motility) adalah media yang berbentuk semi solid. Media SIM
adalah media differensial untuk uji biokimia. Media ini bukan media pertumbuhan
melainkan media uji biokimia yang merupakan fermentasi yang dilakukan oleh
bakteri. Bakteri yang hidup pada media ini akan memfermentasi Indole (semacam
senyawa) yang terdapat dalam media. Media SIM hampir sama dengan media TSI
yaitu sama-sama merupakan media dalam tabung yang berfungsi untuk pengujian
biokimia. Hanya saja media SIM tidak dimiringkan pada penyimpanannya. Hal ini
disebabkan agar dapat melihat berapa panjang pergerakkan bakteri dari atas
sampai ke bawah. Pergerakan bakteri ke bawah berbentuk seperti pohon cemara
terbalik, dan pergerakkannya ke bawah selalu meruncing.
Peptone
pada media SIM merupakan sumber energi atau nutrisi begi mikroorganisme berupa
protein dan karbohidrat, sodium thiosulphate sebagai sumber mineral dan energi
bagi mikroorganisme, kandungan Agar sebagai bahan pemadat media dan tempat
tumbuhnya mikroorganisme. Casein pepton berfungsi untuk menghasilkan tripton yang
nantinya akan membentuk indole dan sebagai sumber karbon. Media SIM ini
mengandung natrium thiosulfat, namun
media ini boleh dan atau harus diautoclave karena media ini merupakan media
diferensial. Kandungan Natrium thiosulphate tidak terlalu berpengaruh
pada media ini.
Urea
merupakan senyawa kimia organik yang dihasilkan dari proses metabolisme
protein. Tujuan dari urea digunakan untuk differensial mikroorganisme yang
dapat bereaksi dengan urea.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Media SIM
adalah media differensial untuk uji biokimia. Media ini bukan media pertumbuhan
melainkan media uji biokimia yang merupakan fermentasi yang dilakukan oleh
bakteri. Sedangkan media urea digunakan untuk differensial mikroorganisme yang
dapat bereaksi dengan urea.
5.2 Saran
Pada Saat
pembuatan media pastikan segala peralatan yang digunakan telah steril agar
tidak terkontaminasi dengan bakteri.Pada saat memasukan larutan kedalam tabung
reaksi gunakan bunsen agar terhindar dari kontaminasi bakteri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar